Senin, 15 Juni 2015

Teknologi off-season: Membuahkan tanaman di luar musim

Sampai saat ini, belum banyak petani/pelaku agrobisnis tanaman buah yang mengetahui teknologi off-season. Padahal, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk membuahkan tanaman di luar musim, sehingga tanaman bisa terus berbuah sepanjang waktu. Karena itu, Agrobisnis Indonesia akan share teknologi off-season, namun perlu diterapkan secara bijak dan jangan sampai menyakiti tanaman itu sendiri.

Tanaman buah lengkengTidak semua tanaman buah bisa menjalani teknologi off-season. Berdasarkan praktik yang dijalankan Yayasan Obor Tani, misalnya, teknologi ini sudah berhasil diterapkan dengan baik pada tanaman apel, jeruk, jambu air, lengkeng, durian, dan mangga.
Teknologi off-season, atau memunculkan buah di luar musim, memiliki dua manfaat :
  • Untuk menaikkan harga buah, yang selalu anjlok saat on season (musim buah).
  • Untuk memenuhi kebutuhan pangan buah sepanjang tahun.
Seperti diketahui, produk komoditas agobisnis memiliki sifat mudah rusak, memiliki bio-massa besar, dan bulky atau memerlukan tempat luas selama dalam penyimpanan di gudang maupun saat dibawa dengan alat transportasi. Selain itu, kualitas produknya (terutama di Indonesia) belum bisa seragam, sehingga muncul beragam kualitas (multi-grade).
Bukan hanya itu, ketika sedang panen raya (on-season), komoditas buah seperti tidak ada harganya, terjual dengan harga sangat murah. Sebaliknya ketika sedang tidak musimnya (off-season), harganya melonjak tajam, padahal kualitas dan kuantitasnya sama.
Contoh konkret bisa kita lihat pada durian, apel, dan mangga. Jika sedang tidak musim, harga sangat mahal, namun tetap dicari konsumen. Fenomena inilah yang membuat teknologi off-season menjadi sangat penting, agar para petani buah bisa memperoleh imbalan yang lebih layak dari budidaya yang dijalaninya. Ya, mungkin bisa disebut sebagai pengganti harga murah saat on-season.
Aplikasi teknologi off-season model konvensional
Tanpa disadari, nenek moyang kita sejak dulu sudah menerapkan teknologi off-season pada tanaman buah, tetapi semuanya dilakukan melalui metode mekanis, misalnya:
  1. Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon, sampai terlihat pembuluh xylem (kayu pohon).
  2. Pruning : Memangkas daun, cabang, dan ranting, sehingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
  3. Pelukaan : Melukai pembuluh floem dengan menggunakan benda-benda tajam. Cara yang dilakukan bisa dengan mengerok, mencacah, memaku, atau mengiris kulit kayu.
  4. Pengikatan : Mengikat erat pohon dengan kawat sehingga transportasi hasil fotosintesa dari pembuluh floem terhambat.
  5. Stressing air : Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, lalu secara tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air, dalam kurun waktu tertentu.
Kelima metode di atas tidaklah salah, bahkan sudah terbukti mampu mengubah perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) atau C/N ratio dalam tubuh tanaman. Tetapi, cara-cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Apa artinya?
Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil. Tetapi kalau tidak pas, ya pasti gagal. Karena cenderung trial and error, keloma cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan dalam konteks budidaya tanaman buah, karena tak bisa memberi kepastian hasil, bahkan berpotensi menimbulkan kerusakan pohon secara fisik dan fisiologis.
Aplikasi teknologi off-season model terkini
Cara terkini yang lebih terukur dan paling banyak dipilih petani modern adalah menggunakan agro-chemical, berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada prinsipnya, teknologi agro-chemical ini mengubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat fase pertumbuhan vegetatif melalui peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generatif : bunga dan buah (Unggul Suroso, 2008).
Namun, tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi tiga prasyarat penting, yaitu :
Tanaman harus sehat, ditandai dengan percabangan yang merata, daun berwarna hijau tua mengkilat, dan tidak sedang terserang hama / penyakit.
Tanaman sudah cukup umur / pernah berbunga. Pembungaan di bawah umur dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan vegetatif tanaman yang mengakibatkan postur tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.
Tanaman tidak dalam fase akselerasi pertumbuhan vegetatif, atau dalam bahasa Jawa disebut mepet (huruf vokal e dibaca seperti pada kata: pedang). Jadi, tanaman yang hendak menjalani teknologi off-season harus dalam kondisi sedang tidak mengalami pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Cara mengaplikasikan ZPT
Pada dasarnya, setiap subfamilia tanaman mempunyai ZPT yang berbeda-beda, meski ada ZPT yang bisa memberi pengaruh pembungaan secara signifikan pada beberapa jenis tanaman.
ZPT yang bisa digunakan untuk memunculkan bunga di luar musim antara lain:
a. Naphthyl Acetic Acid (NAA)
NAA atau asam naftali asetat adalah jens ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm, zat ini disemprotkan ke seluruh bagian tanaman, terutama stomata daun, dan terbukti dapat memunculkan bunga.
b. Auxin
Auxin jarang diperdagangkan dengan merek dagang tertentu, karena harga per miligram (mg) sangat mahal. Karena tergolong dalam bahan laboratorium, maka bisa didapatkan di toko bahan kimia.
Auxin digunakan dalam dosis kecil / dalam satuan part per million (ppm), dan berfungsi merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang, serta dapat memperpanjang titik tumbuh dan mencegah gugur daun maupun gugur buah.
c. Gibberelin
Gibberelin sebelumnya juga termasuk bahan laboratorium yang mahal dan digunakan dalam dosis kecil seperti auxin. Tetapi kini sudah banyak dijual di pasaran dalam bentuk suspensi, dengan merek antara lain ProGibb dan Super Gib. Apabila menginginkan gibberelin murni, Anda bisa membelinya di toko bahan kimia dengan kode GA3 atau GA6.
Gibberelin berfungsi membuat tanaman berbunga sebelum waktunya, membuat buah tumbuh besar tanpa biji, membuat tanaman menjadi raksasa, mempercepat tumbuhnya biji dan tunas, serta dapat merangsang aktivitas kambium. Baik auxin maupun gibberelin lebih cocok digunakan untuk tanaman semusim seperti cabe, melon, semangka dan labu.
d. Paklobutrazol
Paklobutrazol memiliki beberapa nama dagang di pasaran, antara lain Patrol, Cultar, dan Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Zat ini terbukti efektif digunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.
Namun, penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan batang dan dahan getas, daun menjadi keriting, dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun.
e. Potasium klorat (KClO3)
Bahan kimia ini masih saudara dekat dengan bahan peledak yang dipakai Amrozi cs dalam kasus bom Bali. Pada dosis tertentu, terbukti dapat memunculkan bunga. Aplikasi KClO3 ini berhasil diterapkan di Thailand, dan kini telah digunakan secara masal untuk komoditas lengkeng (Dimocarpus longan) dan leci (Litchi chinensis).
Selain lima jenis ZPT di atas, ada juga produk untuk memunculkan buah di luar musim yang disajikan secara terpadu. Komposisi tidak hanya mengandung ZPT, tetapi juga asam amino, unsur makro NPK dengan perbandingan tertentu dan unsur mikro (Mg, Mn, B, Zn) yang dibutuhkan tanaman pada saat pembungaan dan pengisian buah.
Ini dilakukan untuk memastikan pada saat tanaman dibuahkan di luar musim, tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Merek dagang yang beredar di pasaran sangat beragam. Misalnya untuk membuahkan lengkeng ada Formula Narin (produk Thailand), atau Farmpion Booster dan Champion (keduanya produk Malaysia). Beberapa toko pertanian di Indonesia menjual tiga produk tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pasca-aplikasi
Setelah teknologi off-season diterapkan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Misalnya:
  • Tanaman harus tercukupi air
  • Pemupukan bunga-buah harus tepat waktu, tepat komposisi, dan tepat dosis
  • Sanitasi lingkungan
  • Pengendalian hama dan penyakit.
Sebenarnya pembuahan di luar musim adalah pekerjaan berat bagi tanaman, karena metabolisme di dalam tubuh tanaman akan berubah dari vegetatif ke generatif, dan berjalan dengan cepat. Karena itulah, persyaratan agar air, nutrisi, sanitasi, dan kesehatan tanaman harus terpenuhi.
Air diperlukan untuk tranpor nutrisi / unsur hara dari akar, sehingga proses fotosistesis berlangsung lebih cepat dengan kuantitas lebih banyak daripada biasanya. Sebab hasil fotosintesis berupa pati dan fruktosa diproduksi dalam jumlah besar untuk pengisian buah.
Pupuk kompos dan pupuk anorganik dengan komposisi nitrogen rendah dan fosfor-lalium tinggi (misal NPK 10-30-30) diperlukan untuk mendukung pembentukan bunga-buah. Pupuk kompos sebaiknya diberikan 2 bulan sebelum aplikasi dilakukan, dengan jumlah untuk ta­naman umur 3 tahun minimal 20 kg.
Adapun pupuk anorganik diberikan dua kali lebih banyak daripada saat tanaman tidak berproduksi. Untuk tanaman umur 3 tahun diberikan NPK nitrat 40 gr tiap 30 hari x 5 kali aplikasi, dengan cara dikocorkan dengan 5 liter air di antara pangkal batang dan batas tajuk terluar.
Berikutnya sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan gulma total yang berada di bawah tajuk tanaman. Adapun gulma / rumput di luar tajuk cukup dibabat 2-3 cm agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Hama yang dapat menggagalkan pembentukan bunga-buah antara lain:
  • Kutu putih, yang hidup sebagai parasit pada pupus dan daun muda.
  • Ulat hijau kecil, yang bertelur pada bakal buah.
  • Penggerek pupus, juga bertelur pada bakal.
  • Lalat buah, yang bertelur pada bakal buah pula.
Kutu putih dan ulat hijau dapat dibasmi dengan insektisida dengan perekat. Adapun lalat buah dapat dijebak dengan perangkap / lem berbahan aktif metil eugenol. Merek di lapangan antara lain ATP, Petrogenol, Laila dan Cherry Glue.
Apabila lalat buah tak segera ditangkap, ia akan merontokkan buah, serta bertelur pada bakal buah dan larvanya akan kita temui dalam buah yang sudah matang.
Pemenuhan syarat pasca-aplikasi ini sangat penting, bahkan paling penting, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kesehatan tanaman. Jadi, silakan terapkan teknologi ini secara bijaksana agar tanaman bisa berbuah lebat dan pohon tetap sehat.
Sumber: Yayasan Obor Tani, penulis Pratomo SP
Semoga bermanfaat.

Hormonik Hormon Organik Nasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar