Senin, 15 Juni 2015

Mentan : Pupuk Hayati Unggulan Nasional Akan Diperbanyak

Panen Kedelai PHUN
(hms/05 Nop 2013)
Saat ini petani sudah sangat tergantung pada pupuk an-organik, sehingga apabila terjadi kelangkaan pasokan pupuk tersebut yang sering terjadi beberapa tahun terakhir ini, petani menjadi mudah panik. Kementerian Pertanian bersama-sama Komisi Inovasi Nasional (KIN) telah merintis untuk membentuk Konsorsium Pengembangan Pupuk Hayati Nasional. Konsorsium ini terdiri dari para peneliti/pakar dari Balitbangtan, LIPI, BPPT, IPB untuk mensinergikan penciptaan terobosan pengembangan teknologi pupuk hayati secara bersama-sama.
Tujuan dari konsorsium ini adalah mensinergikan berbagai lembaga penelitian tersebut yang terdiri dari para ahli mikroba tanah, ahli mikrobiologi, ahli quality control mikroba, ahli carrier technology, ahli packaging technology, dll, untuk menghasilkan pupuk hayati bermutu nasional dan ramah lingkungan. Manfaat pupuk hayati (dahulu disebut pupuk mikroba) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk an-organik yang sudah lama dikenal oleh para petani. Berbagai jenis pupuk yang hayati telah dihasilkan mengandung bakteri penambat N sehingga mampu menghemat penggunaan pupuk urea sebesar 50%, dan bahkan penggunaan bakteri penambat N simbiotik pada tanaman legum tidak memerlukan pupuk urea.
Kepala Balitbangtan melaporkan bahwa pupuk hayati unggulan nasional ini dapat meningkatkan kesuburan lahan, meningkatkan produktivitas serta mengurangi ketergantungan pupuk an-organik dan sekaligus menjabat kerusakan lingkungan yang kita hadapi, karena tidak mengandung unsur kimia, jelasnya. Bupati Mojokerto bahkan melaporkan bahwa pertanaman kedelai di desa Sidomulyo, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto ini dengan menggunakan pupuk hayati unggulan nasional yang dibimbing oleh para peneliti dari BPTP Jatim, mampu meningkatkan produktivitas kedelai varietas Anjasmoro dari 1,6 t/ha menjadi 2,2 t/ha. Bahkan saat ini produksi kedelai di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 yang tadinya hanya mencapai 4.374 ton meningkat menjadi 5.780 ton pada tahun 2013.
Menteri Pertanian ketika memberikan arahan menjelaskan bahwa pupuk hayati unggulan nasional ini akan diberbanyak secara nasional oleh BUMN yang terkait seperti PT. Pupuk Indonesia, PT. Pertani Persero dan PT SHS karena telah ditandatangani kesepakatan bersama untuk memproduksi secara masal untuk mencukupi kebutuhan pupuk untuk para petani. Menteri Pertanian yang didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian dan pejabat terkait berkesempatan melakukan panen kedelai yang telah menggunakan pupuk hayati unggulan nasional hasil penelitian konsorsium dari berbagai lembaga riset ternama, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto (2/11).

 

 

Tangguh Pupuk Hayati Dekomposer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar