Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis
yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam
budidaya padi, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang
memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga pengendalian
dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak
menimbukan kerugian besar. PHT merupakan paduan beberapa cara
pengendalian diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan
kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat
ditetapkan. Hama dan penyakit utama pada lahan sawah irigasi berturut
–turut yaitu tikus, wereng coklat, penggerek batang, tungro, Hawar Daun
Bakteri (HDB), dan keong mas.
Tikus Sawah
Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT)
didasarkan pada pemahaman ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini,
intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan teknologi
pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Kegiatan pengendalian
diprioritaskan awal tanam (pengendalian dini) untuk menurunkan populasi
tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat
pada stadia generatif padi. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh
petani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi secara luas
(hamparan).
Langkah – langkah pengendalian: 1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)
2 Periode bera/pengolahan tanah.
Dilakukan gropyokan massal atau berburu tikus oleh semua anggota
kelompok tani. Kegiatan tersebut dapat berupa pembongkaran sarang tikus
pada habitat utama seperti tanggul irigasi, jalan, rel kerata api,
lahan kosong dan lainnya. Apabila populasi tikus sangat tinggi dapat
digunakan rodentisida, baik jenis akut atau antikoagulan sesuai anjuran.
3 Periode persemaian. Pada daerah
endemik tikus, persemaian padi agar dilindungi pagar pelastik dan
dipasang dua bubu perangkap untuk persemaian berukuran 10 m x 10 m.
Pada musim kemarau disarankan dipasang bubu perangkap (Trap Barrier
System = TBS) ukuran 15 m x 15 m untuk setiap 15 ha ditetapkan di dekat
habitat utama tikus dan dilakukan pengambilan tangkapan tikus setiap
hari sampai panen.
4 Periode padi vegetatif.
Sanitasi gulma pada habitat tikus, baik yang ada di hamparan sawah
maupun di sekitar sawah agar tidak digunakan sebagai sarang tikus.
Dilakukan pengendalian secara mekanis, rodentisida bila populasi masih
tinggi, pasang (Linier Trap Barrier System = LTBS) di dekat habitat
utama dan dipindahkan setiap 5 hari, serta lakukan fumigasi sarang
tikus.
5 Periode padi generatif. Lakukan
fumigasi asap belerang pada setiap sarang aktif tikus, sanitasi gulma
pada habitat utama dan pasang LTBS di dekat habitat utama secara
periodik.
Wereng Coklat
1 Gunakan varietas tahan wereng coklat berdasarkan biotipe di wilayah sebagai acuan lihat di deskripsi varietas.
2 Gunakan berbagai cara
pengendalian mulai dari penyiapan lahan, tanam teratur (jajar legowo),
pengairan intermitten, takaran pupuk sesuai BWD. Monitor pertanaman
paling lambat 2 minggu sekali, untuk mengetahui tingkat predator dan
hamanya supaya tetap seimbang.
3 Bila perkembangan hama wereng terus meningkat (hubungan musuh alami dan hama tidak seimbang):
Penggerek Batang Padi
1 Ada 6 spesies penggerek batang
yang menjadi hama padi, 4 diantaranya merupakan spesies yang paling
banyak dijumpai dan dominasinya tergantung pada daerah penyebarannya.
2 Hama ini harus diamati intensif
sejak persemaian sampai dengan panen. Kalau populasi tinggi dapat
diberantas dengan insektisida butiran (karbofuron, fipronil) dan
insektisida cairan (dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil).
3 Insektisida butiran diaplikasi
bila genangan air dangkal dan insektisida cair disaat genangan air
tinggi. Insektisida cair diaplikasikan pada fase generatif apabila
populasi tangkapan ngengat 100 ekor/minggu pada perangkap feromon, atau
300 ekor/minggu pada perangkap lampu.
4 Penangkapan ngengat jantan dengan memasang perangkap feromon 9-16 perangkap setiap hektar atau mengamati spesies dominan..
5 Saat panen, tunggul jerami dipotong rendah supaya hidup larvanya terganggu.
Keong mas
Pengendalian yang paling utama ialah mencegah
introduksi keong mas pada areal baru. Apabila keong masuk ke dalam areal
sawah baru, akan berkembang cepat terutama pada lahan yang selalu
tergenang dan akan sukar dikendalikan. Pengendalian keong mas,
sebaiknya dilakukan dengan berbagai cara pengendalian secara terpadu
(PHT) dan berkesinambungan. Walaupun tanaman sudah besar (lebih dari 30
hari), pengendalian harus tetap dilaksanakan. Hal tersebut untuk
mencegah serangan pertanaman musim berikutnya dan juga di lahan sawah
sekitarnya. PHT pada keong mas dilakukan sepanjang pertanaman dengan
rincian sbb:
Pra-tanam
Mengambil keong mas dan memusnahkan sebagai cara mekanis.Persemaian
1 mengambil keong mas dan memusnahkan
2 Menyebar benih lebih banyak untuk sulaman
3 Membersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung
Stadia vegetatif
1 Pemupukan P dan K dilakukan sebelum tanam
2 Menanam bibit yang agak tua (lebih dari 21 hari ) dan jumlah bibit lebih banyak
3 Mengeringkan sawah sampai 7 hari setelah tanam
4 Tidak aplikasi herbisida sampai 7 hari setelah tanam
5 Mengambil keong mas dan memusnahkan
6 Mengumpan dengan menggunakan daun talas dan pepaya
7 Memasang ajir agar siput bertelur pada ajir dan telurnya dimusnahkan
8 Mengambil dan memusnahkan telur siput pada tanaman
9 Aplikasi pestisida anorganik
atau nabati seperti saponin dan rerak sebanyak 20 sampai 50 kg/ha yang
diaplikasikan sebelum tanam, sebaiknya dilakukan pada caren agar bahan
pestisida dapat dihemat.
Stadia generatif dan setelah panen
1 Mengambil keong mas dan memusnahkan
2 Menggembalakan itik setelah padi dipanen
Penyakit tungro
1 Usahakan tanam serentak minimal 20 ha
2 Gunakan varietas tahan virus tungro atau tahan serangga penular wereng hijau
3 Buat persemaian setelah lahan dibersihkan. Buang tanaman padi yang terinfeksi agar tidak menjadi sumber virus.
4 Tanam Jajar Legowo
5 Kendalikan serangga wereng hijau
penular virus dengan insektisida kimiawi yang direkomendasikan bila
saat tanaman umur kurang dari sebulan setelah tanam ditemukan 1 tanaman
terserang dari 1.000 rumpun tanaman.
6 Sawah jangan dikeringkan.
Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)
1 Gunakan pupuk N tidak berlebih tetapi sesuai kebutuhan tanaman
2 Gunakan varietas tahan
3 Lakukan rotasi tanam.
(Taken from: Petunjuk Teknis Lapang PTT
Padi Sawah Irigasi – Kumpulan Informasi Teknologi Pertanian Tepat Guna –
Badan Litbang Pertanian 2007) (BNH)
Pestona Pestisida Organik |
Rabu, 17 Juni 2015
Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu pada PTT Padi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar